Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3,
Oktober 2014
113
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI
DENGAN KEPATUHAN MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN DALAM PEMASANGAN INFUS
Retno Darwati1), Cokro Aminoto,2), Ernawati,3) 1, 2, 3
Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
ABSTRACT
Personal protective equipment (PPE) is very important for
nurses who are always in contact with the patient. One of the equipments is a
glove. The use of gloves is to protect the hands and contact with blood, all
kinds of body fluids, secretions, non-intact skin, mucous membranes and
contaminated objects. The nurse's knowledge is the basic foundation of
attitudes and behaviors in PPE usage especially sterile gloves for infusion
installation The aim of this study is to determine the correlation between
nurses’ knowledge about the prevention of infection with the compliance of
using sterile gloves when applying infusion on class iii ward of Saras Husada
Hospital Purworejo.This is a descriptive observational correlation research
using cross sectional approach. The populations in this study were all nurses
in the class III inpatient ward Saras Husada General Hospital totaling 34
people and 31 of them were taken as the samples. Questionnaires were used to
gain data about knowledge about prevention of infection. Observation sheets were used to gain data
about the sterile gloves usage. Data analysis used Chi Square test Of 77.4% of
the respondents had good category of knowledge about infection prevention.
80.6% of the respondents complied to use sterile gloves when applying
infusion. Thus mean that there is a
correlation between nurses’ knowledge about the prevention of infection with
the compliance of using sterile gloves when applying infusion on class
Hospital.
Keywords: Knowledge,Infection Prevention,Compliance in
steril using gloves
PENDAHULUAN
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ayat (3) ditegaskan bahwa negara
bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Untuk mewujudkan semua itu, pemerintah dan
masyarakat bersama-sama melakukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang adalah upaya kesehatan dan dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan di sarana kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober
2014
114
bersatu dalam sebuah tim kesehatan memberikan upaya
kesehatan yang aman dan bertujuan memberikan pelayanan yang bermutu. Perawat
adalah salah satu tenaga kesehatan dalam tim kesehatan tersebut. Upaya
kesehatan yang aman tersebut, dilakukan oleh perawat dengan metoda asuhan
keperawatan. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan, perawat berupaya
memberikan pemecahan masalah yang dialami pasien sehubungan dengan gangguan
kesehatannya. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat akan dilihat
kompetensinya berdasarkan tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap, dan
psikomotor. Pengetahuan adalah hasil
tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan apa sesuatu itu (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behaviour). Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2007),
proses seorang individu dalam berperilaku adalah terjadi secara berurutan yaitu
: awareness (kesadaran), interest (tertarik), evaluation (pertimbangan baik dan
tidaknya stimulus), trial (mencoba perilaku baru), dan adoption (telah
berperilaku baru). Perilaku perawat dalam asuhan keperawatan harus selalu aman
bagi diri sendiri dan pasien, salah satunya adalah dengan penggunaan alat
pelindung diri.
Alat pelindung diri sangat diperlukan oleh perawat yang
sehari-hari terpapar dengan segala sumber infeksi. Penggunaan alat pelindung
diri dapat mengurangi dan mencegah penularan infeksi selama asuhan keperawatan
diberikan kepada pasien. Perawat akan mendapatkan perlindungan terhadap infeksi
yang diderita pasien. Oleh karena itu penggunaan alat pelindung diri menjadi
sebuah kewajiban yang harus dipatuhi oleh semua perawat ruang rawat inap dan
semua unit yang berhubungan dengan pasien di rumah sakit. Alat
pelindung diri (APD) sangat penting bagi perawat yang selalu kontak
dengan pasien. APD melindungi pasien dan perawat dari paparan infeksi yang bisa
didapat selama menjalani perawatan. Penggunaan APD dalam setiap tindakan
keperawatan akan melindungi pasien dan perawat dari penularan infeksi yang
tidak diinginkan. Salah satu alat perlindungan diri (APD) tersebut adalah
sarung tangan. Pemakaian sarung tangan ini bertujuan untuk melindungi tangan
dan kontak dengan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret,kulit yang tidak
utuh, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi. Kegiatan asuhan
keperawatan diberikan oleh perawat secara tim dengan model asuhan keperawatan
profesional. Dalam model tersebut, kesibukan perawat selalu terlihat setiap
hari. Mereka memberikan tindakantindakan keperawatan dengan tujuan mengatasi
masalah yang
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3,
Oktober 2014
115
ditemukan. Dalam melaksanakan tindakan tersebut, perawat
kadang tidak memperhatikan prosedur tetap penggunaan alat pelindung diri (APD)
yaitu sarung tangan. Perawat di ruang
rawat inap tidak menggunakan sarung tangan dalam setiap tindakan pemasangan
infus. Sarung tangan tersebut hanya digunakan perawat pada saat kontak dengan
pasien yang berpenyakit menular atau pasien yang menderita luka dengan bau.
Pengggunakan sarung tangan tersebut tidak sesuai dengan prosedur tetep yang
sudah ada. Demi mengantisipasi hal tersebut sangat dibutuhkan kinerja perawat
yang berkualitas sesuai prusedur yang sudah ada. Sedangkan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang optimal, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
perawat diantaranya tingkat pengetahuan yang nantinya akan memepengaruhi
tingkat kepatuhan. Semakin tinggi pengetahuan seseorang diharapkan semakin
positif perilaku kepatuhannya.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang akan dicapai, maka
jenis
penelitian yang akan dilaksanakan adalah observasional (non
eksperimental), dengan kategori deskriptif korelasi . Pendekatan penelitian
yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu data dikumpulkan pada
satu waktu tertentu pada beberapa objek dengan tujuan untuk menggambarkan
keadaan (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat
yang bekerja di ruang rawat inap kelas III
RSUD Saras Husada terdiri dari
ruang Aggrek sebanyak 11 orang, Dahlia 11 orang dan Kenanga 12 orang. Jumlah
keseluruhan populasi 34 Orang. Jumlah
sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 31 orang.
Pengumpulan data dilakukan di RSUD Husada Purworejo. Pengambilan data
pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi dilakukan oleh peneliti atau
asisten peneliti dengan cara memberikan
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab oleh perawat yang dijadikan responden. Teknis analisis data
yang digunakan adalah uji Chi Square.
HASIL DAN BAHASAN
Hubungan Pengetahuan
Perawat Tentang Pencegahan Infeksi dengan Kepatuhan Menggunakan Sarung Tangan
Dalam Pemasangan Infus di Ruang Rawat
Inap Kelas III RSU Saras Husada Purworejo
Berdasarkan hasil
analisis data maka tabulasi silang antara pengetahuan tentang pencegahan
infeksi dengan kepatuhan menggunakan sarung tangan dalam pemasangan infus dapat digambarkan sebagai berikut:
116
Tabel 1 Tabulasi silang hubungan Pengetahuan Perawat Tentang
Pencegahan Infeksi dengan Kepatuhan Menggunakan Sarung Tangan Dalam Pemasangan Infus di Kelas III RSUD Saras
Husada Purworejo.
Pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi
Kepatuhan menggunakan sarung tangan X2 p P atuh Tidak Patuh
f % f %
Baik 22 91,7 2 8,3 8,272 0,004
Cukup 3 42,9 4
57,1
Kurang 0 0,0 0 0,0
Sumber : data primer, 2012
Pada tabel 1 diketahui perawat yang memiliki pengetahuan
tentang pencegahan ingeksi kategori baik sebanyak 22 orang (91,7%)
patuh dalam menggunakan sarung tangan dalam pemasangan infus, dan perawat yang memiliki
pengetahuan tentang pencegahan infeksi kategori cukup sebanyak 4 orang (57,1%)
tidak patuh dalam
menggunakan sarung tangan dalam
pemasangan infus.Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang
pencegahan infeksi dengan kepatuhan menggunakan sarung tangan dalam pemasangan
infus digunakan uji Chi Square. Hasil uji Chi Square diperoleh X 2hitung =
8,272 dengan nilai (p) value sebesar 0,004 Karena p<0,05 maka Ho
ditolak, artinya ada hubungan pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi
dengan kepatuhan menggunakan sarung tangan dalam pemasangan infus di ruang
rawat inap kelas III RSUD Saras Husada Purworejo Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang yang mencakup tahu
lalu memahami kemudian mengaplikasikan dan menganalisa serta menunjukkan
kemampuan tersebut dan mengevaluasi dengan melakukan penilaian terhadap suatu
materi yang sudah ada atau yang ditentukan sendiri (Notoatmodjo,2007)
Berdasarkan teori tersebut maka perawat yang memiliki pengetahuan tentang
pencegahan infeksi yang baik seharusnya
memiliki perilaku yang baik pula,ini dibuktikan dengan setiap mau
melakukan pemasangan infus perawat pasti menggunakan APD yaitu sarung tangan
terlebih dahulu. Namun, masih terdapat
sebagian kecil yang tidak patuh dalam menggunakan sarung tangan dalam
pemasangan infus terjadi karena meraka kurang menyadari dan sering mengabaikan
standar operasional pemakaian APD khususnya sarung tangan. Kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan terhadap standart prosedur operasional dalam menggunakan APD sangat
penting dalam upaya pencegahan infeksi. Standart
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3,
Oktober 2014
117
prosedur operasional tersebut ditetapkan menjadi sebuah kebijakan yang
harus dijalankan oleh semua perawat di instansi pelayanan kesehatan di tempat
bekerjanya (Carpenito,2002) Hasil penelitian ini diperkuat pendapat Mulyanti
(2008) dalam penelitiannya tentang Faktor Presdisposing,Enabling dan
Reinforcing terhadap penggunaan APD
dalam Asuhan Persalinan normal di RS yang menyatakan pengetahuan memiliki
hubungan dengan penggunaan alat pelindung diri.Disamping keterangan di atas hal
itu juga senada dengan hasil penelitian Ramadayana (2009) yang menyebutkan ada
hubungan yang bermakna antara lama kerja, pengetahuan, sikap, peraturan dan
pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD.Menurut asumsi peneliti dan dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa
seorang perawat yang mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang pencegahan
infeksi maka akan mampu menerapkan standart
prosedur operasional tentang penggunakan APD diantaranya penggunakan
sarung tangan dalam pemasangan infus seperti hasil yang peneliti lakukan.
SIMPULAN
Ada hubungan
pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi dengan kepatuhan menggunakan
sarung tangan dalam pemasangan
infus di ruang rawat inap kelas III RSUD
Saras Husada Purworejo.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta Asih, Y, 2000, Pencegahan Infeksi
dan Praktik yang Aman, EGC,
Jakarta Brockopp, Dorothy Young dan Tolsma, Mrie T.
Hastings, 2000, Dasar-dasar Riset
Keperawatan, Jakarta, EGC.
Carpenito, Lynda
Juall, 2009, Diagnosis Keperawatn : Aplikasi Pada Praktik Klinis, Ed. 9, Jakarta, EGC. Darmadi, 2008,
Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendalianya, Jakarta, Salemba Medika.
Dep.Kes RI, 2003, Pencegahan dan Tata Laksana Infeksi,
Dep.Kes RI, Jakarata.
Dep.Kes RI. 2009 Kesehatan Reproduksi dan Penyakit Menular
Seksual. Jakarta : Dep.Kes RI.
Kurniawati, Ninuk Dian dan Nursalam, 2007, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/ AIDS, Ed. Pertama, Jakarta,
Salemba Medika.
Macfoedz, Ircham. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta;
Fitramaya.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007, PromosiKesehatan dan Ilmu
Perilaku, Jakarta, Rineka Cipta. Notoatmodjo,
Soekidjo, 2003, Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo,
Soekidjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novita, Nesi dkk, 2011. Prpmosi Kesehatan Pelayanan
Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, Patricia A, da Perry, Anne Grifin, 2005, Buku Ajar
Fondamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktik, Ed. 4, vol.1, Jakarta, EGC.
Panitia Pengendalian Inos, 2009. Pedoman
PelaksanaanKewaspadaan Universal RSUD
Saras Husada Purworejo.
Riwidikdo, H. 2008,
Statistik Kesehatan, Mitra Cendekia Press, Yogyakarta.
Soekanto. 2002,
Sosiologi Suatu Pengantar Cetakan V
Jakarta PT Raja Grafindo
Persada.
Sugian O, Syahu, 2006
Kamus Manajemen (mutu), Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
Swanburg, Russel C, 2006, Pengantar Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan Untuk Perawat
Klinis, Jakarta, EGC.
Tamher, S.dan Noorkasiani, 2008, Flu Burung: Aspek Klinis
dan Epidemiologis, Jakarta, Salemba
Medika.
Waman, A dan M, Dewi, 2010,Teori dan Pengukuran Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Manusia, Yogyakarta,
Nuha Medika.
www.id.shvoong.com,
Pengertian Pengetahuan, diakses pada tanggal 25 April 2012 jam 18.15 WIB.
Comments
Post a Comment